Martin You dan putranya Marselino You menunjuk sejumlah cindemata di Raimuna Nasional X Tahun 2012 di Bumi Perkemahan Cenderawasih Phokela, Waena (10/10)
Raimuna adalah
salah-satu even berskala nasional dan mencuri perhatian masyarakat
Papua dan luar Papua, menginspirasi Martin You, seorang pedagang
cinderamata khas Papua yang sejak 2006 silam menjajahkan barangnya
di sekitar emperan pusat perbelanjaan Saga Mall Abepura rela
memindahkan sementara aktivitasnya di arena Raimuna Nasional X
Tahun 2012 di Bumi Perkemahan Cenderawasih Phokela, Waena 8-15
Oktober 2012.
Menurutnya, cinderamata khas Papua
yang ditawarkan ayah dua putra asal Paniai ini cukup bervariasi
antara lain, gelang rotan, kalung manik, mata kalung, batu karang,
tulang kaswari, noken buatan Papua asli Papua dari kulit kayu
maupuan dianyam, anting-anting kulit kelapa, anting-anting buah
karang bi berbentuk Cenderawasih dan daun, kalung rasta Papua.
Harga rata rata cinderamata gelang Rp
10.000-20.000, kalung Rp 20.000-Rp 50.000. Noken buatan dari kulit
kayu asli Papua berkisar Rp 150.000-200.000 dan noken buatan dari tali
Manila Rp 100.000-200.000. Koteka. Buah merah Rp 250.000-500.000.
Sarang semut Rp 75.000-100.000.
Dia mengutarakan, dari seluruh
cinderamata khas Papua yang paling laku adalah koteka, noken,
kalung, gelang, buah merah, sarang sebut. “20 buah tas kulit kayu
sudah laku semua. Sampai istri saya mesti kembali ke Argapura untuk
mengambil lagi tas kulit kayu,” ujar dia.
Terkait pangsa pasarnya, lanjutnya,
anak anak Pramuka, pembimbing, tokoh pemerintahan menyempatkan diri
belanja cinderamata khas Papua. “Mereka mau bawa pulang cinderamata
khas Papua ke teman-temannya di daerah masing-masing,” ucapnya
sumringah.
Dari mana dirinya mengambil
cinderamata khas Papua ini, tandasnya, pihaknya membuat sendiri
dibantu seorang putranya Marselino You, siswa Kelas III SMA
Satria Argapura serta mengambil dari sejumlah industri rumah tangga
(home industry) di Wamena dan Enarotali. Suami Lince Adi ini
mengisahkan, dirinya terjun menawarkan cinderamata khas Papua
berangkat dari ekonomi keluarganya yang morat-marit.
“Syukur kegiatan menawarkan
cinderamata khas Papua perlahan bisa menjamin ekonomi keluarga,” ucap
lelaki yang rela menginap dibarak dagangannya ketimbang kembali
kerumahnya di Argapura.
[http://bintangpapua.com]
1 comments:
Click here for commentsmantap artikelnya,
ConversionConversion EmoticonEmoticon